Panimbang, 31 Oktober 2025 – Pemerintah Desa Panimbang telah sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan strategis yang berfokus pada peningkatan kesehatan dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) desa. Kegiatan ini dilaksanakan pada:
- Hari/Tanggal: Jumat, 31 Oktober 2025
- Waktu: Pukul 08.30 Waktu Indonesia Barat (WIB) s/d Selesai
- Tempat: Pendopo Desa Panimbang
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Panimbang beserta Perangkat Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), perwakilan Puskesmas/Bidan Desa, Kader Kesehatan, tokoh masyarakat, dan perwakilan dari setiap Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).

1. 📊 Pemutakhiran Data SDM Berbasis SDGs Desa
Sesi awal difokuskan pada pemutakhiran data SDM, yang merupakan bagian integral dari upaya pengumpulan data berbasis Sustainable Development Goals (SDGs) Desa.
- Tujuan: Memastikan ketersediaan data warga yang akurat dan terkini, termasuk status pekerjaan, pendidikan, dan kondisi kesehatan.
- Hasil: Disepakati pembentukan dan penguatan Kelompok Kerja (Pokja) Relawan Pendataan Desa. Data SDM yang akurat ini sangat penting sebagai dasar perencanaan program Desa, terutama dalam penentuan sasaran intervensi kesehatan dan sosial.

2. 📝 Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah forum krusial untuk menindaklanjuti hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan sebelumnya, serta membahas solusi atas masalah kesehatan yang menjadi prioritas di Desa Panimbang.
- Penyampaian Data Prioritas: Berdasarkan data yang disajikan oleh Bidan Desa dan Kader Kesehatan, masalah utama yang menjadi sorotan adalah tingginya kasus Hipertensi (26,26%) dan penyakit tidak menular lainnya (Asam Urat, Kolesterol, Diabetes).
- Rencana Aksi yang Disepakati:
- Penguatan Posbindu PTM: Mengaktifkan kembali Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PTM) di setiap RW/Dusun, dengan fokus pada deteksi dini dan pemantauan rutin (tensi, gula darah, asam urat).
- Intervensi Stunting: Mengalokasikan anggaran untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbasis Pangan Lokal bagi balita stunting dan ibu hamil berisiko.
- Penanggulangan TB: Meningkatkan peran Kader untuk melakukan penemuan kasus TBC secara aktif (TOSS TB).

3. 💪 Penggalakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Sebagai langkah preventif menyeluruh, Kepala Desa menegaskan pentingnya implementasi PHBS di setiap rumah tangga.
- Fokus PHBS: Disepakati untuk memfokuskan kampanye pada 10 indikator PHBS utama, terutama: Mencuci Tangan dengan Sabun, Penggunaan Jamban Sehat, Pemberantasan Jentik Nyamuk (3M Plus), dan Aktivitas Fisik Rutin (guna menekan angka PTM).
- Pelaksanaan: Pemerintah Desa akan segera mengeluarkan Surat Edaran/Peraturan Desa tentang PHBS, didukung oleh Kader dan PKK, untuk memastikan setiap rumah tangga dapat mencapai indikator sehat
HASIL MUSYAWARAH
Berdasarkan data Penyakit & Masalah Kesehatan di Desa Panimbang, berikut adalah usulan solusi komprehensif yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Desa Panimbang, dengan memprioritaskan penyakit yang memiliki angka kejadian tertinggi:
🍎 Solusi Prioritas untuk Masalah Kesehatan Desa Panimbang
Berdasarkan urutan prevalensi (tertinggi hingga terendah), solusi dipecah menjadi program untuk Penyakit Tidak Menular (PTM), Masalah Lingkungan/Infeksi, dan Masalah Gizi/Khusus.
I. Prioritas Utama: Penyakit Tidak Menular (PTM)
Masalah utama adalah Hipertensi, diikuti Asam Urat Tinggi, Kolesterol Tinggi, dan Diabetes Mellitus. Ini menunjukkan gaya hidup yang kurang sehat.
| Masalah Kesehatan (Angka Tertinggi) | Solusi Pemerintah Desa |
| 01. Hipertensi (26,26%) | Aktivasi Posbindu PTM: Mengoptimalkan kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di setiap dusun. Melibatkan kader terlatih untuk skrining, pengukuran tekanan darah, dan edukasi rutin. |
| 02. Asam Urat Tinggi (10,97%) | Edukasi Diet Sehat: Mengadakan penyuluhan massal (via Posyandu Lansia/Posbindu) tentang diet rendah purin dan garam, serta pentingnya aktivitas fisik. Menggunakan dana desa untuk menyediakan media edukasi (leaflet/poster). |
| 03. Kolesterol Tinggi (8,45%) | Program Senam Sehat: Menggalakkan kegiatan fisik terstruktur minimal 2-3 kali seminggu (misalnya, senam bersama di balai desa/lapangan) yang dipimpin oleh kader atau instruktur lokal. |
| 04. Diabetes Mellitus (6,54%) | Integrasi GERMAS: Menggalakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui kampanye “Isi Piringku” dan mengurangi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) di acara-acara desa. |
| Umum PTM | Skrining Dini: Memastikan setiap warga usia produktif dan lansia mendapatkan pemeriksaan kesehatan dasar (tekanan darah, gula darah, asam urat, kolesterol) minimal setahun sekali di Posbindu/Puskesmas. |
II. Masalah Infeksi dan Lingkungan
| Masalah Kesehatan | Solusi Pemerintah Desa |
| 05. Diare (3,32%) | Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS): Intensifkan kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan memastikan ketersediaan akses sanitasi yang layak (pemicuan STBM). |
| 07. DBD (0,8%) | Gerakan 3M Plus: Mengalokasikan dana untuk menggerakkan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) Desa/Dusun. Mengaktifkan kerja bakti rutin (PSN) untuk memberantas sarang nyamuk, terutama di musim hujan. |
| 10. TBC (0,3%) | Penemuan Kasus Aktif: Melatih kader/Petugas Kesehatan Desa (PKD) untuk melakukan penemuan suspek TBC secara aktif di masyarakat dan memastikan rujukan segera ke Puskesmas untuk diagnosis dan pengobatan tuntas. |
III. Masalah Khusus
| Masalah Kesehatan | Solusi Pemerintah Desa |
| 06. ODGJ (1,61%) | Pendataan dan Pendampingan: Melakukan pendataan ulang ODGJ dan memfasilitasi koordinasi dengan Puskesmas untuk memastikan pengobatan rutin dan pendampingan keluarga. Mengintegrasikan ODGJ ke dalam kegiatan sosial desa untuk mengurangi stigma. |
| 08. Stunting (0,6%) | Fokus 1000 Hari Pertama Kehidupan: Menguatkan peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Desa. Memastikan semua calon pengantin, ibu hamil, dan balita mendapatkan intervensi gizi spesifik dan sensitif (misalnya, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis pangan lokal). |
🏛️ Program Dukungan Lintas Sektor
- Penggunaan Dana Desa: Mengalokasikan dana desa secara terencana untuk kegiatan promotif dan preventif (Posbindu, PMT Stunting, Pelatihan Kader, Operasional DBD).
- Keterlibatan Tokoh: Melibatkan perangkat desa, BPD, tokoh agama, dan tokoh masyarakat untuk menjadi role model dalam gaya hidup sehat dan aktif mendukung program kesehatan desa.
- Kerja Sama dengan Puskesmas: Mengadakan MOU/Kesepakatan Kerja dengan Puskesmas untuk jadwal pelayanan rutin di desa dan pelatihan intensif bagi kader.


Berdasarkan temuan masalah di masyarakat, Pemerintah Desa dapat mengambil langkah-langkah strategis sebagai berikut:
- Pemilik Depot Air Minum tidak memeriksakan air secara rutin
Penyusunan Peraturan Desa (Perdes): Menerbitkan Perdes yang mengatur tentang kewajiban pemeriksaan kualitas air depot minum secara berkala (misalnya, bekerjasama dengan Puskesmas atau Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) sebagai syarat izin usaha di desa.
Pengawasan dan Koordinasi: Bekerja sama dengan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) dan Puskesmas/Sanitarian untuk melakukan pembinaan dan pengawasan rutin terhadap depot air minum di desa, termasuk memastikan kepemilikan sertifikat laik hygiene dan hasil pemeriksaan laboratorium yang terbaru dipajang.
Edukasi Masyarakat: Melakukan sosialisasi tentang pentingnya air minum yang aman dan bagaimana masyarakat sebagai konsumen dapat memilih depot air minum yang terjamin kualitasnya.
- Masih banyak Masyarakat menolak anaknya diimunisasi
Penyuluhan dan Edukasi Aktif: Menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat, dan kader kesehatan untuk melakukan sosialisasi dan penyuluhan dari rumah ke rumah (door-to-door) atau melalui pertemuan rutin (misalnya di majelis taklim, arisan, Posyandu). Fokus pada manfaat imunisasi, keamanan vaksin, dan mengatasi hoaks atau kesalahpahaman.
Membangun Kepercayaan: Memfasilitasi dialog terbuka antara petugas kesehatan (Bidan Desa, Puskesmas) dengan masyarakat yang menolak, untuk mendengarkan kekhawatiran mereka dan memberikan informasi yang akurat dan jelas.
Dukungan dan Insentif: Menyediakan dukungan logistik (transportasi atau fasilitas tempat) untuk pelaksanaan imunisasi dan memberikan apresiasi atau insentif kecil (misalnya pemberian makanan tambahan) bagi orang tua yang membawa anaknya untuk imunisasi lengkap.
- Masih rendahnya kegiatan penemuan kasus TB di masyarakat
Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) TB Desa: Mengaktivasi atau membentuk tim khusus di tingkat Desa/Dusun (dapat berupa bagian dari Pokja Posyandu atau Kader Kesehatan) yang fokus pada penanggulangan TB. Tim ini harus dilatih oleh Puskesmas.
Aktivasi TOSS TB di Desa: Mendorong implementasi aktif gerakan Temukan dan Obati Sampai Sembuh (TOSS TB) di tingkat masyarakat. Ini melibatkan kader dalam kegiatan skrining gejala (penemuan suspek) di masyarakat dan segera merujuknya ke Puskesmas.
Penyuluhan Masif: Menggalakkan penyuluhan tentang gejala TB, pentingnya pengobatan tuntas, dan pencegahan penularan di setiap kegiatan desa atau Posyandu.
- Kurang maksimalnya jumlah dan peran kader di posyandu ILP
Peningkatan Kapasitas Kader: Mengalokasikan Dana Desa untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas kader Posyandu/ILP (Integrasi Layanan Primer) secara rutin, termasuk keterampilan administrasi, penyuluhan kesehatan, dan pemantauan tumbuh kembang anak/stunting.
Pemberian Insentif dan Dukungan Operasional: Menyediakan insentif (honor) yang memadai dan rutin bagi kader sebagai bentuk apresiasi atas peran penting mereka, serta memastikan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan Posyandu (timbangan, alat ukur tinggi badan, formulir pencatatan).
Pembagian Tugas dan Kolaborasi: Pemerintah Desa (Kepala Desa dan Perangkat) melakukan koordinasi intensif dengan kader dan Puskesmas untuk menyusun prioritas program kesehatan dan membagi tugas secara jelas, memastikan kader fokus pada tugas utamanya dan mendapat dukungan penuh.
Penutup:
Kepala Desa Panimbang, dalam penutupannya, menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. “Kegiatan hari ini bukan hanya musyawarah, tapi juga bentuk komitmen kita bersama untuk menjadikan Desa Panimbang lebih sehat dan warganya lebih sejahtera. Data yang akurat dan kesepakatan PHBS adalah kunci keberhasilan pembangunan desa kita,” ujar beliau.

